Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

Saling Memaafkan

Hadirin-hadirat yang berbahagia. Ketika fajar menyingsing pada dini hari dihari nan fitri, kita mendengar bukan hanya gemuruh suara takbir yang membesarkan Allah. Jauh dalam lubuk hati, kita mendengar gemuruh perasaan yang mengharuk pikuk, gemuruh suara kepedihan dan kegembiraan, gemuruh suara tangis dan tawa. Kita menangis karena mengenang Ramadhan, yang tiba-tiba meninggalkan kita, pada akhir waktunya, pada ujung jangkanya, pada kesempurnaan bilangannya. Kita tertawa karena tiba pada hari bersyukur, yang mengantarkan kita pada curahan hujan kasih sayang Allah, yang tidak ada batasnya, tidak ada hingganya dan tidak ada henti-hentinya. Baru saja kita meninggalkan rumah kita dengan iringan takbir. Baru saja kita melanjutkan takbir di mesjid ini. Baru saja kita bersama-sama mengangkat tangan berulang kali mengucapkan Allahu Akbar. Baru saja kita meratakan dahi kita diatas sajadah sambil mengumamkan Subhana Rabbiyal 'Ala wa bi hamdih. Sekarang kita duduk bersimpuh di halaman kebesa

Postingan Terbaru

Parmalim-RBLN (Religi Budaya Lokal Nusantara)